Published On: 17 March 2011

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan fenomena tersebut dinilai mengkhawatirkan, apalagi setiap negara berupaya untuk menciptakan situasi di negaranya yang aman bagi semua masyarakatnya.
"Jaringan kejahatan lintas negara telah membuktikan adanya hubungan yang erat antara pendanaan kelompok teroris dan separatis dengan keuntungan yang diperoleh dari kejahatan narkotika," kata Presiden Yudhoyono saat membuka Asia PAcific and Middle East Regional Conference and High Level Prosecutors Meeting di Istana Negara hari ini.
Tidak hanya fenomena tersebut yang ditemukan, tambahnya, jaringan kejahatan lintas negara juga telah melengkapi diri mereka dengan teknologi yang makin canggih dan menerapkan organisasi sistem sel yang makin sulit dilacak.
Untuk itu, jelasnya, diperlukan upaya untuk meningkatkan kerja sama antarnegara dan komunikasi yang lebih intensif, tepat dan efektif antara institusi kejaksaan untuk memberantas kejahatan lintas negara tersebut.
"Mari tingkatkan kerja sama dalam pertukaran data dan informasi yang berkaitan dengan penegakan hukum," katanya.
Khususnya untuk Indonesia dengan kondisi gografis yang strategis, tambahnya, menjadi tidak mudah ketika dihadapkan pada tantangan dalam upaya penegakan hukum dan perlindungan warga dari mata rantai kejahatan lintas negara, di antaranya kejahatan peredaran gelap narkotika.
Menkopolhukam Djoko Suyanto saat diminta komentarnya soal pernyataan SBY adanya hubungan erat antara pendanaan kelompok teroris dan separatis dengan keuntungan yang diperoleh dari kejahatan narkotika, mengatakan harus cermat untuk menterjemahkan sambutan tersebut.
"Itu sambutan secara luas, tidak dalam konteks terorisme di Indonesia. Itu dalam konteks kejahatan yang berlaku secara internasional
No comments:
Post a Comment