Published On: 20 March 2011

Analis Invovesta Utama Praska Putrantyo menyatakan IHSG sepekan ke depan diprediksikan di kisaran 3.490-3.570 dengan kecenderungan menguat.
“Secara teknikal, IHSG sudah oversold atau jenuh jual dan membentuk pola Bullish Harami yang mengindikasikan Bullish Reversal dalam jangka pendek,” ujarnya hari ini.
Menurut Praska, sentimen pendorong IHSG berupa data-data krusial ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan seperti data penjualan rumah per Februari 2011 yang diprediksikan naik tipis.
Data estimasi ketiga rilis angka pertumbuhan ekonomi AS per kuartal IV/2010 yang diperkirakan tidak jauh berbeda dari rilis sebelumnya yaitu 2,9% serta data indeks sentimen konsumen per akhir Maret sekitar 68.
Dari dalam negeri, rilis data-data laporan keuangan audited selama 2010 dari emiten-emiten saham Indonesia sudah mulai marak.
Mengenai efek dari Libia, selama sepekan ke depan masih ada dengan intensitas yang sedikit mereda karena aksi kerusuhan massa sudah mulai terkendali. Hal tersebut membuat harga minyak mentah masih bergerak sempit dan agak sulit untuk bisa tembus ke US$105 per barel lagi.
Sementara efek dari Jepang dalam jangka pendek diperkirakan masih berpengaruh pada IHSG sehingga berpotensi membuat perdagangan IHSG cenderung fluktuatif.
“Dengan adanya intervensi negara-negara G-7 untuk menahan laju penguatan yen membuat bursa Jepang bergairah karena penguatan yen berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi Jepang sehingga menjadi sentimen positif bagi bursa Jepang dan juga Asia,” ujar Praska.
Namun dalam jangka panjang, tambahnya, IHSG sebenarnya dalam tren bullish plus dengan potensi kenaikan rating ke level investment grade tahun ini, ditambah lagi dengan komitmen Jepang untuk masih menanamkan modalnya di Indonesia, terutama untuk beberapa proyek infrastruktur.
“Untuk saham pilihan pekan depan adalah sektor batu bara yaitu ADRO, ITMG, DOID, dan BUMI, CPO yaitu AALI, semen yaitu SMCB dan SMGR, barang konsumen yaitu GGRM, dan perdagangan besar yaitu AKRA,” tambah Praska.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyatakan pergerakan IHSG sepekan ke depan masih mixed, pengaruh dari tsunami Jepang membuat investor berhati-hati dan melakukan aksi wait and see perkembangan dari nuklir Jepang.
“Kondisi ini membuat optimisme IHSG akan mencapai 3.700 memudar. Untuk sepekan ini IHSG masih akan bergerak flat. Jika IHSG pada pembukaan Senin tidak berhasil kembali ke level 3.520 berarti IHSG sedang dalam tren turun,” ujarnya.
Menurut Satriom, secara fundamental efek dari Jepang ini hanya berpengaruh langsung pada emiten seperti Astra Internasional dan Untited Tractor. Namun efeknya lebih kepada kondisi psikologis pasar yang sedang buruk.
Hal ini menjadikan berita-berita positif yang bisa mendorong IHSG belum mendapat respons pasar, seperti berita cadangan devisa yang mencapai US$100 serta potensi angka inflasi yang rendah.
“Nikkei memang sudah mulai pulih, akant tetapi Hang Seng dan bursa Singapore masih turun, ini berarti kepercayaan pasar sebagian sudah pulih dan sebagiannya belum,”ujar Satrio.
Sentimen positif yang bisa mengangkat IHSG adalah ekspektasi terhadap investment grade tahun ini sehingga bisa menarik dana masuk kembali ke pasar. Aliran dana likuiditas AS yang tersedia juga masih besar.
“Ada 3 saham pilihan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek yaitu GGRM, ASII, dan ITMG. Namun, untuk investasi jangka panjang, saham dari sektor batu bara, perbankan, dan CPO tetap menjadi unggulan,” tambahnya.(yn)
No comments:
Post a Comment