Freelance Jobs

Saturday, May 14, 2011

Larangan ekspor kakao di Pantai Gading picu harga

JAKARTA: Perpanjangan larangan ekspor kakao oleh Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara menyusul krisruh politik di negara itu diperkirakan akan terus mengerek harga kakao di pasar internasional.
Zulhelfi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), mengatakan harga kakao saat ini bergantung pada situasi politik di Pantai Gading. Pasalnya, dari segi suplai, dunia tengah mengalami over supply.
“Padahal sekarang lagi bagus-bagusnya. Dunia sedang over supply tapi karena kisruh politik itu, harga terkerek naik. Apalagi larangan ekspornya diperpanjang. Kalau kondisi ini tidak membaik selama tiga hingga empat bulan ke depan, harga akan naik terus,” kata Zulhelfi kepada Bisnis, hari ini.
Jika situasi Pantai Gading membaik, harga komoditas tersebut diperkirakan akan turun hingga ke level US$2.800 per metrik ton dari saat ini sebesar US$3.500 per metrik ton. Zulhelfi memerkirakan kondisi kenaikan harga kakao di pasar internasional tersebut akan mendorong ekspor Indonesia dari segi nilai. Adapun dari segi volume diperkirakan tidak mengalami perubahan.
“Kalau nilai, iya. Nilai ekspor kita akan naik. Tetapi dari segi volume yah segitu saja. Kita memang harus mengekspor sisa produksi yang tidak digiling semuanya karena penyerapan di dalam negeri hanya di bawah 200.000 ton,” jelas dia.
Produksi kakao tercatat sebesar 650.000 ton. Dari jumlah itu, yang digiling hanya sebesar 185.000 ton dari total kapasitas sebesar 250.000 ton sementara sisanya diekspor.
Menurut Zulhelfi, rendahnya penyerapan kakao di dalam negeri tersebut membuktikan bahwa kebijakan bea keluar (BK) yang ditetapkan pemerintah tidak efektif mendorong industri di dalam negeri karena selama 10 bulan sejak kebijakan itu diterapkan, masih banyak industri yang belum jalan.
“Lihat saja penyerapan kakao di dalam negeri. Pajak ekspor itu terbukti hanya menguntungkan industri besar dengan keuangan dan jaringan pemasaran yang kuat. Sementara untuk perusahaan yang keuangan dan jaringan pemasarannya lemah, sama sekali tidak berfungsi,” ungkapnya.
Dia memerkirakan ekspor Indonesia dari segi volume sepanjang tahun ini hanya sebesar 400.000 ton-425.000 ton.(msb)
AddThis Social Bookmark Button

No comments:

Post a Comment